Deteksi Dini, SADARI dan SADANIS
Payudara merupakan organ berupa kelenjar yang terdapat pada dada. Ia terdiri atas kelenjar dan saluran susu, lemak, saraf, pembuluh darah, serta jaringan penunjang lainnya. Di belakang payudara, terdapat otot-otot dada yang berfungsi menopang payudara. Di samping itu, terdapat komplek kelenjar getah bening (KGB) yang terdapat di sekitar payudara, yaitu ketiak dan leher bagian bawah (supraclavicular).
​
Kanker perlu dibedakan dengan tumor. Secara umum, tumor adalah benjolan yang dapat disebabkan oleh peradangan, metabolik, atau neoplasma (pertumbuhan sel-sel baru). Tumor dapat bersifat jinak maupun ganas. Tumor ganas inilah yang disebut sebagai kanker.
​
Penyebab dari kanker payudara belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa literatur menyebutkan, ada beberapa faktor resiko yang dapat meningkatkan angka kejadian kanker payudara. Faktor resiko ini dibagi menjadi faktor resiko yang dapat dikontrol dan yang tidak dapat dikontrol.
​
Di negara berkembang seperti Indonesia, skrining secara massal dengan USG dan mamografi belum rutin dilakukan. Karena itu, pemeriksaan klinis payudara oleh tenaga kesehatan terlatih yang diikuti dengan promosi dan edukasi sangatlah penting. Namun, pemeriksaan payudara sebenarnya dapat dilakukan dengan cara yang sangat sederhana, yaitu pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) serta teratur satu bulan sekali sejak umur 20 tahun. SADARI sebaiknya dilakukan setiap kali selesai menstruasi (hari ke-7 sampai hari ke-10 dihitung dari hari pertama haid).
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
Cara melakukan SADARI
​
Langkah pertama
Wanita sebaiknya melakukan SADARI pada posisi duduk atau berdiri menghadap cermin, tangan lurus kebawah.
Pertama kali dapat dilakukan inspeksi dari kedua payudara, apakah didapatkan kelainan seperti payudara yang tidak simteris, perbedaan warna seperti kemerahan, iritasi, bengkak, kerutan pada kulit payudara, kulit payudara yang menyerupai kulit jeruk dan puting yang masuk ke dalam
​
Langkah kedua
Setelah melakukan langkah pertama, selanjutnya dilakukan pemeriksaan dengan mengangkat kedua lengan ke atas dengan tujuan dapat melihat kelainan payudara yang berasa di bagian bawah.
Angkat kedua lengannya lurus melewati kepala, lalu perhatikan, apakah didapatkan kelainan seperti payudara yang tidak simetris, perbedaan warna seperti kemerahan, iritasi, bengkak kerutan pada kulit payudara, kulit payudara yang menyerupai kulit jeruk dan puting yang masuk ke arah dalam.
​
Langkah ketiga
Setelah melakukan langkah pertama dan kedua, selanjutnya dilakukan pemeriksaan dengan mengecakkan kedua tangan di pinggang, pada posisi ini diharapkan otot dada kontraksi sehingga dapat dinilai apakah kelainan payudara terdapat dibagian dasar payudara.
Kedua tangan dapat diletakkan di pinggang, lalu dapat perhatikan, apakah didapatkan kelainan seperti payudara yang tidak simetris, perbedaan warna seperti kemerahan, iritasi, bengkak, kerutan pada kulit payudara, kulit payudara yang menyerupai kulit jeruk dan puting yang masuk kearah dalam.
​
Langkah keempat
Pada langkah ini, akan dilakukan pemeriksaan dengan meraba payudara sendiri, menggunakan tangan kanan untuk memeriksa payudara kiri, dan sebaliknya.
Rekatkan jari-jaru, lalu raba payudara dengan gerakan melingkar searah jarum jam, hingga berakhir pada puting. Setelah itu lakukan penekanan pada puting untuk mengetahui apakah didapatkan cairan yang keluar.
​
Langkah kelima
Pada langkah terakhir ini, bertujuan untuk meraba adanya kelainan pada kelenjar getah bening di ketiak, sekitar tulang selangka, dan di bawah leher.
Angkat lengan dan letakkan telapak tangan di bawah kepala, lakukan perabaan pada daerah ketiak secara perlahan, apakah ada benjolan atau kelainan lainnya. Setelah itu pindahkan jari-jari ke bagian bawah leher dan tulang selangka. Lakukan langkah ini pada sisi lainnya.
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
​
Yayasan Kanker Payudara Indonesia
Grand Wijaya Center blok H9
Jl. Wijaya 2 Kebayoran Baru Jakarta Selatan
(+62) 720-2484